PENGERTIAN
KARYA ILMIAH
PENDAHULUAN
Menulis itu mudah, terutama bagi
yang mau menulis
Jadi, syarat pertama untuk bisa
menulis dan menjadi penulis adalah kemauan
Jika kemauan belum muncul,
padahal tuntutan menghasilkan karya tulis terus menghantui kita, kita harus
memotivasi diri sendiri
Jadi, syarat kedua untuk jadi
penulis adalah kemampuan memotivasi diri sendiri
Bagaimana cara memotivasi diri
sendiri?
Tergantung diri sendiri, tetapi
keinginan-keinginan tertentu sering manjur untuk maksud itu Misalnya, karena
ingin cepat selesai kuliah, namanya dikenal orang (terkenal), pendapatnya
diketahui orang, membuat tulisan karena masalah seperti itu belum ditulis
orang, menanggapi tulisan, pendapat, atau mereaksi suatu keadaan, menambah
penghasilan, dll
PENDAHULUAN
Lazimnya, orang mempunyai kemauan
dan termotivasi karena memiliki pengetahuan dan kemampuan Pengetahuan dan
kemampuan adalah syarat berikutnya untuk menjadi penulis Tetapi, jika kita
telah mempunyai kemauan dan motivasi, pengetahuan dan kemampuan lebih mudah
untuk dikembangkan Pengetahuan dan kemampuan berkaitan dengan isi tulisan, apa
yang diuraikan dalam karya tulis Namun, ia juga berkaitan dengan cara dan tata
cara mengungkapnya Yang terakhir itu berkaitan dengan kemampuan membahasakan
apa yang ingin diungkapkan dan format penulisan Jadi, pada intinya, untuk menjadi penulis atau
menghasilkan karya tulis orang harus memiliki kemauan, motivasi, pengetahuan,
dan kemampuan
PENDAHULUAN
Pengetahuan dan kemampuan juga
terkait dengan cara mengungkapkan gagasan: aspek bahasa
Kemampuan mengungkapkan ide dalam
bahasa yang benar dan komunikatif adalah kunci keberhasilan seseorang untuk
menjadi penulis
Singkatnya, ada dua unsur
pengetahuan & kemampuan yang harus dimiliki: apa yang akan diungkapkan
(isi) dan bagaimana cara mengungkapkan (bentuk)
Aspek isi dan bentuk adalah dua hal yang mendukung
eksistensi sebuah karya tulis; keduanya saling terkait dan saling melengkapi
Tulisan dengan bahasa yang benar
jika isi tidak meyakinkan, orang akan malas membaca karena tidak memberi nilai
tambah
Tulisan dengan ide yang bagus,
orisinal, dan luas, tetapi jika bahasanya tidak benar akan kacau (bahasa
menunjukkan karakter penulis)
Berlatih menulis karya ilmiah
mesti melibatkan kedua unsur itu
KENDALA
MENULIS
Mengapa kita sulit menghasilkan
karya tulis?
Tampaknya, ada sejumlah kendala yang
menjadi penyebabnya yang antara lain dapat ditunjukkan sbb.
Kendala
psikologis:
Ø
merasa
tidak bisa padahal belum berusaha
Ø
malu,
takut, atau tidak percaya diri tulisannya kurang baik sehingga ditertawakan
orang
Ø
malu,
takut, atau tidak percaya diri bahwa pengetahuannya tidak banyak
Ø
malu,
takut, atau tidak percaya diri bahwa kemampuan bahasanya kurang baik
Ø
kurang
termotivasi karena berbagai sebab
Ø
malas,
tidak ada keinginan untuk maju
Ø
dll
KENDALA
MENULIS
Kendala
kemampuan:
Ø
kurang
menguasai pengetahuan, bahkan untuk bidang keilmuannya sendiri (unsur gagasan,
isi)
Ø
tidak
tahu apa yang harus atau dapat ditulis untuk penulisan karya ilmiah
Ø
kurang
menguasai bahasa untuk membahasakan gagasan pada penulisan karya ilmiah (aspek
bentuk)
Ø
kurang
memahami model dan teknik penulisan karya ilmiah
Kendala
ekonomis/lain-lain:
Ø
tidak
ada tantangan dari faktor income, tidak menulis juga sudah bisa hidup
layak
Ø
tidak
memahami pentingnya berekspresi lewat karya tulis
Ø
kurang
memahami/mengharagai pentingnya penyebaran informasi lewat tulisan (kegiatan
tulis-baca)
Ø
masih
terpaku pada budaya lisan (bicara-dengar; ngobrol, nonton televisi, dll)
LANGKAH
AWAL PEMBUATAN KARYA TULIS
Cari dan
Tentukan Topik
Bagi
penulis pemula, topik sebaiknya dicari yang sesuai dengan bidang karena masalah
itu yang paling dikuasai
Bertanya
kepada diri sendiri: saya menguasai dan atau tertarik pada bidang apa?
Membaca
dan membaca sebanyak mungkin: jurnal, laporan penelitian, buku, makalah, akses
internet
Penulis
yang baik pasti sekaligus pembaca yang rajin
Diskusi
dengan sejawat, berseminar
Cermati
bagaimana isi tulisan-tulisan itu: gagasan, pengembangan dan pengorganisasian
gagasan, bahasa, dan lain-lain
Dari
kegiatan-kegiatan itu lazimnya akan muncul “ilham” di benak kita
LANGKAH
AWAL PEMBUATAN KARYA TULIS
Sekali
lagi bagi penulis pemula: ada baiknya mencermati tulisan pengarang yang
karangannya baik untuk “belajar”
Cermati
dan ikuti bagaimana cara:
(1) pengembangan gagasan
(2) pengembangan alinea
(3) perujukan acuan
(4) pengarang yang dirujuk
(5) peramuan berbagai gagasan dari
berbagai sumber
(6) sikap pengarang
(7) stile dan ejaan, dan lain-lain
Catatan:
-Dengan rajin menulis, pada akhirnya
pengarang akan
menemukan kepribadian sendiri
-Itu perlu waktu dan mau menulis
terus-menerus (tidak
hanya dimotivasi oleh tuntutan lulus
kuliah
BATASAN
KARYA ILMIAH
Karangan Ilmiah
Laporan Ilmiah
Karangan
Ilmiah
Adalah salah satu jenis karangan
yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya
Syarat
Karangan Ilmiah
penulisannya berdasarkan hasil
penelitian
Pembahasan masalahnya objektif
sesuai dengan fakta
Karangan
mengandung masalah yang sedang dicarikan
pemecahannya
Baik
dalam penyajian maupun dalam pemecahan
masalah digunakan metode tertentu
Bahasanya
harus lengkap, terperinci, teratur dan
cermat
Bahasa
yang digunakan hendaklah benar, jelas,
ringkas, dan tepat sehingga tidak
terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk
salah tafsir
Keterampilan
dan Pengetahuan
Penulis
Masalah
yang diteliti dan dibahasnya
Metode
Penelitian
Teknik
Penulisan Karangan Ilmiah
Penguasaan
bahasa yang baik
Laporan
Ilmiah
Laporan ialah suatu wahana
penyampaian berita, informasi, pengetahuan atau gagasan dari seseorang kepada
orang lain.
Laporan dapat berbentuk lisan dan
tulisan
Laporan Ilmiah merupakan laporan
yang berisikan serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil
penelitian, pengamatan ataupun peninjauan.
Jenis
Karangan / Laporan Ilmiah
Kertas Kerja
Artikel
Skripsi, Tesis dan disertasi
Laporan
Fungsi
Laporan
Laporan berfungsi untuk membantu
penerima laporan mengambil keputusan berdasarkan fakta dan gagasan ayng
dikemukakan penulisnya
Di dalam suatu organisasi yang
besar, seorang pimpinan dapat mengetahui dan mengendalikan perkembangan yang
terjadi pada seksi-seksi yang ada dalam organisasinya dengan mempelajari
laporan yang diterimanya
Bagi seorang pimpinan, laporan
dapat mempersingkat jarakdan waktu
Laporan berfungsi juga sebagai
penyimpan ilmu pengetahuan, di samping sebagai alat penyebarannya
Laporan merupakan wahana yang
sangat efektif bagi pemikiran yang kreatif
Laporan dapat juga digunakan
untuk menilai kemampuan dan ketrampilan pembuat laporan
Penulisan
Karya Ilmiah
Mengacu pada
à Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan (EYD)
à Pedoman Umum Pembentukan Istilah
(PUPI)
Penulisan
Kata
- Awalan di- dan ke- ditulis
serangkai dengan kata dasarnya.
- Gabungan kata yang salah
satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai.
- Bentuk dasar berupa gabungan
kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis dengan membubuhkan tanda
hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.
- Bentuk dasar berupa gabungan
kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai.
Penulisan
Kata
5. Bentuk terikat
yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur
itu dibubuhkan tanda hubung (-).
6. Kata ulang
dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya.
7. Kata depan di
dan ke ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
8. Kata sandang si
ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Penulisan
Kata
9. Partikel per
yang berarti “tiap” dan mulai ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya per pada bilangan pecahan ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya.
10. Singkatan nama
gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam
lingkungan masyarakat muncul singkatan dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR
untuk doktor (pascasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah
karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah
merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (Perseroan
Terbatas), SD (Sekolah Dasar).
Penulisan
Kata
11. Singkatan nama
resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama
dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik.
12.Singkatan umum
yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik
13. Lambang kimia,
singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
14. Akronim nama
diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Penulisan
Kata Serapan
Berdasarkan cara
masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 2 golongan :
Unsur asing yang belum sepenuhnya
terserap dalam bahasa Indonesia
Unsur asing yang pengucapan dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
Membuat
Outline
Menulis pada hakikatnya adalah
mengungkapkan ide dan gagasan ke dalam wujud bahasa tertulis
Ide, gagasan, atau materi yang
ada di pikiran banyak sekali (baik yang sudah siap diungkap maupun yang masih
berupa kelebatan-kelebatan pikiran yang harus dikembangkan)
Agar dapat diungkapkan dengan sistematis-logis
dan dengan bahasa yang benar, semua harus ditata, disistematiskan, dan
dipersiapkan dengan baik
Penataan itu sebaiknya konkret,
tidak hanya di pikiran saja, dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca
berulang-ulang
Penataan pikiran itu sebenarnya
berupa perencanaan tentang apa saja yang akan dituliskan dan bagaimana
pengurutannya
Itulah yang kemudian disebut
sebagai outline karya tulis
Membuat
Outline
Outline (secara kamus): garis besar,
bagan, skema, sketsa, kerangka
Outline karangan: kerangka karangan,
garis besar karangan
Outline berisi kerangka topik dan
sub-subtopik yang akan dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang lengkap-jadi
Outline mencantumkan judul karangan dan sub-subjudul (bab, bagian)
(semuanya sementara)
Outline haruslah sudah memberikan
gambaran jelas tentang masalah yang diuraikan dalam karangan
Semua subjudul harus mendukung
tema karangan yang secara jelas tercermin dalam judul; semua subjudul mendukung
judul utama karangan
Semua sub-subjudul harus
mendukung subjudul
Semua subjudul menunjukkan secara
konkret tentang apa saja yang akan diuraikan dalam batang tubuh karangan
Dengan membaca outline,
mestinya orang sudah dapat membayangkan apa isi karangan secara keseluruhan
Outline yang jadi tidak lain adalah
daftar isi sebuah karya tulis
Membuat
Outline
Cara pembuatan outline
sebagai berikut
Tuliskan judul (sementara) penelitian
yang akan dilakukan
Tuliskan semua topik/subtopik/ide
yang terkait dengan judul (tema) karangan
Biarkan semua subtopik/ide itu
bermunculan begitu saja, tidak usah terburu mengurutkannya secara
logis-kronologis
Setelah semua subtopik/ide
dituangkan (sementara), cermati satu per satu berdasarkan cakupan dan urutan
Cakupan dimaksudkan sebagai satu
subtopik dan sub-subtopik yang menjadi bawahannya yang memang berkaitan secara
logika
Atau, satu subjudul dengan
subjudul-judul yang mendukungnya
Urutkan tiap subjudul dan
sub-subjudul ke dalam pengurutan yang menunjukkan alur pemikiran yang
logis-kronologis
Urutan subjudul langsung
mendukung judul,dan sub-subjudul mendukung langsung subjudul
Selanjutnya…
Setelah pengurutan subjudul dan
sub-subjudul secara logis-kronologis selesai, cermati sekali lagi:
Mungkin ada yang perlu
ditambahkan, dibuang, atau dipindah letaknya ke bagian yang yang lebih sesuai
Jika sudah, selesailah pembuatan outline
karangan itu dan dilanjutkan membuat karangan secara utuh
Tetapi, itu tetap bersifat
sementara karena dalam proses penulisan selalu saja terjadi perubahan:
pengurangan, pemindahan, atau penambahan sub-subjudul atau ide-ide baru yang
muncul kemudian
Pengembangan outline menjadi
karangan yang utuh dapat dimulai dari subjudul mana saja tergantung kesiapan
referensi
Tetapi, alur logika yang runtut
harus tetap diusahakan pada akhir penulisan
Tiap subjudul dan sub-subjudul
harus secara jelas mendukung tema karangan
Sitasi
(Citation)
Penulisan karya ilmiah lazimnya menyertakan
banyak rujukan: dari jurnal atau teks-teks yang lain
(Teks tidak lain adalah “kumpulan
rujukan” yang padu, yang direkatkan oleh tanggapan dan sikap kritis penulis)
Teks yang dirujuk harus
benar-benar dibaca (tidak sekadar untuk gagah-gagahan)
Cara merujuk harus tepat dan
konsisten sesuai dengan aturan yang telah ditentukan (misalnya gaya APA yang diikuti Unila)
Rujukan yang lazim: nama akhir
pengarang, tahun, dan halaman
Contoh: Edward (2008:75); (Edward,
2008:75)
Catatan: banyak karya
ilmiah yang tidak tepat dan tidak
konsisten cara merujuk, dan itu jelas mengganggu
Sitasi
(Citation)
Penulisan penelitian ilmiah sekaliber
tesis/disertasi harus
menyertakan daftar pustaka terhadap bacaan apa saja yang diacunya
Semua yang dirujuk harus ada
dalam daftar pustaka, dan yang di daftar pustaka harus benar-benar dirujuk
(tidak sekadar untuk gagah-gagahan)
Penulisan daftar pustaka harus
konsisten sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada PT yang
bersangkutan
Contoh yang lazim dipakai:
Edward, Patricia A. 2008. Children’s
Literary Development,
Boston: Pearson.
Catatan: sering
dijumpai penulis yang
tidak teliti tidak mencantumkan
semua pengarang yang dirujuk, atau tidak dirujuk tetapi ada daftar pustakanya
Sitasi
(Citation)
Sitasi sumber internet:
Suherman. (10
Desember 2009). Tidak Mungkin Intelektual Menganggur. Diunduh tanggal 19 Juli 2010, dari Masyarakat Literasi
Indonesia:
http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/tidak-mungkin-intelektual-menganggur