Kamis, 17 Desember 2015

Detik-detik Wafatnya Rasulallah

KISAH DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH ?? UMMATII ,UMMATII, - UMATKU" ,UMATKU", UMATKU " DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH YANG MEMBUAT UMAT MUSLIM MENITIKKAN AIR MATA

Ada suatu cerita perihal totalitas cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walau langit sudah mulai menguning, burung-burung gurun malas mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan nada terbata memberi petuah, " Wahai umatku, kita seluruhnya ada pada kekuasaan Allah serta cinta kasih-Nya. Jadi taati serta bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua hal pada kalian, sunnah serta Al Qur'an. Siapa saja menyukai sunnahku, bermakna menyukai saya serta nantinya beberapa orang yang mencintaiku, bakal berbarengan masuk surga berbarengan saya. "


Khutbah singkat itu disudahi dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh memandang sahabatnya satu persatu. Abu Bakar memandang mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas serta tangisnya. Ustman menghela napas panjang serta Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu sudah datang, waktunya telah tiba. " Rasulullah bakal meninggalkan kita seluruhnya, " desah hati seluruhnya teman dekat saat itu.


Manusia terkasih itu, nyaris selesai menunaikan tugasnya didunia. Sinyal tanda itu makin kuat, ketika Ali serta Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung waktu turun dari mimbar. Waktu itu, semua teman dekat yang ada disana juga bakal menahan detik-detik berlalu, bila dapat.


Matahari semakin tinggi, namun pintu Rasulullah masih tetap tertutup. Tengah di dalamnya, Rasulullah tengah terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat serta membasahi pelepah kurma sebagai alas tidurnya. Mendadak dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengatakan salam.


 " Bolehkah saya masuk? " tanyanya. Namun Fatimah tak mengizinkannya masuk, " Maafkanlah, ayahku tengah demam, " kata Fatimah yang membalikkan tubuh serta tutup pintu. Lalu ia kembali temani ayahnya yang nyatanya telah buka mata serta ajukan pertanyaan pada Fatimah, " Siapakah itu wahai anakku? " " Tidak tahulah saya bapak, kelihatannya ia baru sekali ini saya melihatnya, " papar Fatimah lembut. Lantas, Rasulullah memandang putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu sisi berwajah seakan akan dikenang.


 " Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kesenangan sesaat, dialah yang memisahkan pertemuan didunia. Dialah malaikatul maut, " kata Rasulullah, Fatimah juga menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang hampiri, namun Rasulullah bertanya mengapa Jibril tidak turut mengikuti. Lalu di panggillah Jibril yang pada awal mulanya telah bersiap di atas langit dunia menyongsong ruh kekasih Allah serta penghulu dunia ini. " Jibril, terangkan apa hakku kelak di hadapan Allah? " bertanya Rasululllah dengan nada yang sangat lemah.


 " Pintu-pintu langit sudah terbuka, beberapa malaikat sudah menunggu ruhmu. Seluruhnya surga terbuka lebar menunggu kedatanganmu, " kata Jibril. Namun itu nyatanya tidak bikin Rasulullah lega, matanya masih tetap penuh kekhawatiran. " Engkau tak suka mendengar berita ini? " bertanya Jibril lagi. " Kabarkan kepadaku bagaimanakah nasib umatku nantinya? " " Janganlah cemas, wahai Rasul Allah, saya pernah mendengar Allah berfirman kepadaku : 'Kuharamkan surga untuk siapapun, terkecuali umat Muhammad sudah ada didalamnya, " kata Jibril.


Detik-detik makin dekat, waktunya Izrail lakukan pekerjaan. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Terlihat semua badan Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. " Jibril, begitu sakit sakaratul maut ini. " Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sebelahnya menunduk makin dalam serta Jibril buang muka. " Jijikkah kau melihatku, sampai kaupalingkan wajahmu Jibril? "


Bertanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. " Siapakah yang tega, lihat kekasih Allah direnggut ajal, " kata Jibril. Sebentar lalu terdengar Rasulullah memekik, lantaran sakit yang tidak tertahankan lagi. " Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja seluruhnya siksa maut ini kepadaku, janganlah pada umatku ". Tubuh Rasulullah mulai dingin, kaki serta dadanya telah tidak bergerak lagi.


Bibirnya bergetar seolah akan membisikkan suatu hal, Ali selekasnya mendekatkan telinganya. " Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat serta santuni beberapa orang lemah di antaramu. " Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, teman dekat sama-sama berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, serta Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.


 " Ummatii, ummatii, ummatiii " - " Umatku, umatku, umatku " Serta, sirnalah kembang hidup manusia mulia itu. Saat ini, dapatkah kita mencinta kelihatannya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wasalim 'alaihi. Begitu cintanya Rasulullah pada kita. Kirimkan pada sahabat-2 muslim yang lain supaya muncul kesadaran untuk menyukai Allah serta RasulNya, seperti Allah serta RasulNya mencinta kita. Lantaran sebenarnya terkecuali dari pada itu hanya fana belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar