Kamis, 17 Desember 2015

Detik-detik Wafatnya Rasulallah

KISAH DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH ?? UMMATII ,UMMATII, - UMATKU" ,UMATKU", UMATKU " DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH YANG MEMBUAT UMAT MUSLIM MENITIKKAN AIR MATA

Ada suatu cerita perihal totalitas cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walau langit sudah mulai menguning, burung-burung gurun malas mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan nada terbata memberi petuah, " Wahai umatku, kita seluruhnya ada pada kekuasaan Allah serta cinta kasih-Nya. Jadi taati serta bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua hal pada kalian, sunnah serta Al Qur'an. Siapa saja menyukai sunnahku, bermakna menyukai saya serta nantinya beberapa orang yang mencintaiku, bakal berbarengan masuk surga berbarengan saya. "


Khutbah singkat itu disudahi dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh memandang sahabatnya satu persatu. Abu Bakar memandang mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas serta tangisnya. Ustman menghela napas panjang serta Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu sudah datang, waktunya telah tiba. " Rasulullah bakal meninggalkan kita seluruhnya, " desah hati seluruhnya teman dekat saat itu.


Manusia terkasih itu, nyaris selesai menunaikan tugasnya didunia. Sinyal tanda itu makin kuat, ketika Ali serta Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung waktu turun dari mimbar. Waktu itu, semua teman dekat yang ada disana juga bakal menahan detik-detik berlalu, bila dapat.


Matahari semakin tinggi, namun pintu Rasulullah masih tetap tertutup. Tengah di dalamnya, Rasulullah tengah terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat serta membasahi pelepah kurma sebagai alas tidurnya. Mendadak dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengatakan salam.


 " Bolehkah saya masuk? " tanyanya. Namun Fatimah tak mengizinkannya masuk, " Maafkanlah, ayahku tengah demam, " kata Fatimah yang membalikkan tubuh serta tutup pintu. Lalu ia kembali temani ayahnya yang nyatanya telah buka mata serta ajukan pertanyaan pada Fatimah, " Siapakah itu wahai anakku? " " Tidak tahulah saya bapak, kelihatannya ia baru sekali ini saya melihatnya, " papar Fatimah lembut. Lantas, Rasulullah memandang putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu sisi berwajah seakan akan dikenang.


 " Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kesenangan sesaat, dialah yang memisahkan pertemuan didunia. Dialah malaikatul maut, " kata Rasulullah, Fatimah juga menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang hampiri, namun Rasulullah bertanya mengapa Jibril tidak turut mengikuti. Lalu di panggillah Jibril yang pada awal mulanya telah bersiap di atas langit dunia menyongsong ruh kekasih Allah serta penghulu dunia ini. " Jibril, terangkan apa hakku kelak di hadapan Allah? " bertanya Rasululllah dengan nada yang sangat lemah.


 " Pintu-pintu langit sudah terbuka, beberapa malaikat sudah menunggu ruhmu. Seluruhnya surga terbuka lebar menunggu kedatanganmu, " kata Jibril. Namun itu nyatanya tidak bikin Rasulullah lega, matanya masih tetap penuh kekhawatiran. " Engkau tak suka mendengar berita ini? " bertanya Jibril lagi. " Kabarkan kepadaku bagaimanakah nasib umatku nantinya? " " Janganlah cemas, wahai Rasul Allah, saya pernah mendengar Allah berfirman kepadaku : 'Kuharamkan surga untuk siapapun, terkecuali umat Muhammad sudah ada didalamnya, " kata Jibril.


Detik-detik makin dekat, waktunya Izrail lakukan pekerjaan. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Terlihat semua badan Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. " Jibril, begitu sakit sakaratul maut ini. " Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sebelahnya menunduk makin dalam serta Jibril buang muka. " Jijikkah kau melihatku, sampai kaupalingkan wajahmu Jibril? "


Bertanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. " Siapakah yang tega, lihat kekasih Allah direnggut ajal, " kata Jibril. Sebentar lalu terdengar Rasulullah memekik, lantaran sakit yang tidak tertahankan lagi. " Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja seluruhnya siksa maut ini kepadaku, janganlah pada umatku ". Tubuh Rasulullah mulai dingin, kaki serta dadanya telah tidak bergerak lagi.


Bibirnya bergetar seolah akan membisikkan suatu hal, Ali selekasnya mendekatkan telinganya. " Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat serta santuni beberapa orang lemah di antaramu. " Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, teman dekat sama-sama berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, serta Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.


 " Ummatii, ummatii, ummatiii " - " Umatku, umatku, umatku " Serta, sirnalah kembang hidup manusia mulia itu. Saat ini, dapatkah kita mencinta kelihatannya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wasalim 'alaihi. Begitu cintanya Rasulullah pada kita. Kirimkan pada sahabat-2 muslim yang lain supaya muncul kesadaran untuk menyukai Allah serta RasulNya, seperti Allah serta RasulNya mencinta kita. Lantaran sebenarnya terkecuali dari pada itu hanya fana belaka.

Sindiran Gus Dur untuk Para Wakil Rakyat

SINDIRAN LUCU GUS DUR UNTUK PARA WAKIL RAKYAT DI DPR

Kelakuan anggota DPR dari dulu ada-ada saja. Mulai korupsi, ribut sendiri sampai lobi-lobi demi kantong pribadi.

Dulu Presiden Gus Dur tak pernah akur dengan DPR. Sampai-sampai Gus Dur membuat dekrit untuk membubarkan DPR/MPR. Langkah itu dijawab anggota dewan dengan membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk mengorek kasus Bulog dan Brunei.

Di hadapan DPR, Gus Dur melontarkan komentar bahwa DPR tak ubahnya taman kanak-kanak. 

"Beda DPR dengan taman kanak-kanak memang tidak jelas," kata Gus Dur ketika itu. 

Jelas itu mematik perang dengan DPR. Suasana politik pun makin gaduh. 

"DPR sekarang, biarkan saja seperti ini. Termasuk adanya komisi tandingan dari Koalisi Kerakyatan. Karena DPR bukan taman kanak-kanak lagi tetapi sudah melorot menjadi playgroup," kata Gus Dur.

Tak cuma itu, Gus Dur menyebut menyebut DPR isinya orang-orang yang sombong sekali.

"DPR kita isinya orang yang nggak karu-karuan, sombongnya bukan main," demikian kata Gus Dur menyinggung perilaku DPR berkaitan dengan profesionalismenya, saat ramai isu memorandum II yang akan dijatuhkan DPR kepada Gus Dur saat menjabat presiden ke-4 RI.
Namun akhirnya Gus Dur kalah juga. Dia dilengserkan MPR dan digantikan oleh Presiden Megawati.

Sumber: www.merdeka.com

Rabu, 16 Desember 2015

Indonesia Atlantis yang Hilang

Indonesia, Surganya Dunia dan diduga Atlantis yang Hilang
Indonesia, merupakan tanah yang subur kaya akan sumber daya alam yang melimpah ternyata menyimpan banyak misteri, salah satunya diduga tempat atlantis yang hilang oleh beberapa ahli.
Perburuan, dan spekulasi keberadaan Atlantis terus dicari sepanjang zaman. Sejumlah karya lahir, dan menunjukkan daerah tertentu diduga bagian dari ‘Kejayaan yang Tenggelam’ itu.
Indonesia juga masuk dalam daftar spekulasi para peneliti dan peminat mitologi Atlantis. Misalnya, Profesor Arysio Santos dari Brazil. Dia geolog dan fisikawan nuklir. Lalu, ada ahli genetika dari Oxford, Inggris, Profesor Stephen Oppenheimer. Keduanya menduga wilayah Indonesia memendam sisa-sisa ‘Surga Yang Hilang’ itu.
Santos menampilkan peta wilayah Indonesia dalam bukunya yang terbit pada 2005, “Atlantis: The Lost Continent Finally Found.” Benua hilang itu kemungkinan berada di sebagian Indonesia dan Laut China Selatan, demikian keyakinan Santos. Dalam karya itu, dia mengklaim telah melakukan riset perbandingan, seperti kondisi wilayah, cuaca, potensi sumber daya alam, gunung berapi, dan pola hidup masyarakat setempat
Dalam buku itu, dia berhipotesis, wilayah Nusantara dulunya adalah Atlantis. Bagi Santos, indikasi itu antara lain soal luas wilayah. Seperti dikatakan Plato, Atlantis “lebih besar dari gabungan Libya (Afrika Utara) dan Asia (Minor)”. Indonesia, oleh Santos, dianggap cocok dengan karakter geografi itu.
Video wawancara Santos di laman YouTube, menampilkan dia tak ragu bahwa Atlantis benar-benar ada, dan bukan sekedar mitos. Santos menjelaskan mengapa selama ini para ilmuwan gagal menemukan Atlantis, dan ragu akan keberadaan kota yang hilang itu. “Karena mereka mencarinya di tempat yang salah. Mereka mencarinya di Laut Atlantis,” kata dia dalam wawancara di YouTube, seperti dimuat laman Hubpages.
Anggapan Atlantis berada di Samudera Atlantis, memang logis. Namun, itu bukan lokasi yang tepat. “Atlantis berada di Lautan Hindia [Indonesia], di belahan lain bumi,” kata dia. Di belahan bumi timur itulah, peradaban bermula. Namun, kata dia, Samudera Hindia atau Laut China Selatan sebagai lokasi Atlantis hanya batasan. “Lebih pastinya di Indonesia,” lanjut Santos.
Sebelum zaman es berakhir 30.000 sampai 11.000 tahun  lalu, di Indonesia terdapat daratan besar. Saat itu permukaan laut 150 meter lebih rendah dari yang ada saat ini. Di lokasi itulah tempat adanya peradaban. Sementara, sisa bumi dari Asia Utara, Eropa, dan Amerika Utara masih diselimuti es.
Pulau-pulau yang tersebar di Indonesia dianggap sebagai puncak gunung, dan dataran tinggi dari suatu benua yang tenggelam akibat naiknya permukaan air laut, dan amblesnya dataran rendah di akhir Masa Es Pleistocene. Itu terjadi sekitar 11.600 tahun lampau. “Itu adalah rentang waktu sama dengan dipaparkan Plato dalam dialog ciptaannya saat menyinggung Atlantis,” tulis Santos pada bagian pendahuluan di bukunya.
Berbeda dengan keyakinan para peneliti sebelum atau pada generasi Santos, dia pun optimistis bahwa Indonesia, yang disebut sebagai bekas peninggalan Atlantis, menjadi cikal bakal lahirnya sejumlah peradaban kuno.
Para penghuni wilayah yang selamat dari naiknya permukaan air laut dan letusan gunung berapi akhirnya berpencar mencari tempat-tempat. Mereka “pindah ke wilayah-wilayah yang kini disebut India, Asia Tenggara, China, Polynesia, Amerika, dan Timur Dekat,” tulis Santos.
Penjelasan serupa juga dikemukakan penulis asal Inggris, Stephen Oppenheimer, dalam buku “Eden in The East: The Drowned Continent of Southeast Asia” (1998). Dia menulis suatu benua yang tenggelam akibat banjir bandang, dan naiknya permukaan air laut sekitar 7.000 hingga 14.000 tahun yang lampau.
Wilayah yang tenggelam itu berada di wilayah yang kini disebut sebagai Asia Tenggara. Oppenheimer menyebut benua tenggelam itu sebagai Sundaland. Para penghuni yang selamat saat itu lalu menyebar ke berbagai tempat hingga ke Eropa, membawa budaya dan pola hidup mereka. Itu sebabnya Oppenheimer berasumsi asal-usul ras Euroasia di Eropa bisa ditelusuri di Asia.
Oppenheimer pun yakin bahwa para penghuni Sundaland saat itu punya peradaban maju dari wilayah-wilayah lain. “Mereka sudah mengembangkan pola menyambung hidup, dari sekadar berburu binatang menjadi bertani, berkebun, mencari ikan, bahkan perdagangan melintas laut. Semua itu sudah dilakukan sebelum 5.000 tahun yang lampau,” demikian penggalan asumsi dari Oppenheimer.
Sejarah selama ini mencatat induk peradaban manusia modern berasal dari Mesir, Mediterania dan Mesopotamia. Tetapi, menurut dia, nenek moyang dari induk peradaban manusia modern berasal dari tanah Melayu yang sering disebut Sundaland, atau Indonesia.
Apa buktinya? “Peradaban agrikultur Indonesia lebih dulu ada dari peradaban agrikultur lain di dunia,” kata Oppenheimer dalam diskusi bedah bukunya di Jakarta, Oktober 2010. Tentu, pendapat ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Universitas Oxford itu, memberi paradigma berbeda dari yang ada selama ini bahwa peradaban paling awal berasal dari Barat.
Berbeda dengan Santos, Oppenheimer tak langsung menyimpulkan Sundaland adalah Atlantis. Dia sendiri mengakui butuh penelitian lebih lanjut, dan berharap ada kerjasama dengan peneliti di Indonesia, untuk menjelaskan Sundaland adalah Surga yang Tenggelam itu. Tapi, Oppenheimer meyakini Sundaland di wilayah Nusantara itu punya peradaban sangat maju di masanya.
Sumber: http://www.suratkabar.com

Selasa, 15 Desember 2015

Penalaran Induktif

PENALARAN INDUKTIF
  Adalah penalaran yang kesimpulannya memperluas premisnya.
  Penalaran induktif tidak dapat ditinjaun dari penalaran deduktif, karena bukan hasil penurunan dari premisnya, sehingga disimpulkan tidak valid.
  Konklusi penalaran induktif memang tidak dimaksudkan sekedar untuk menyuratkan apa yang telah tersirat dala preisnya, seperti dalam penalaran deduktif.
  Alhasil, konklusinya tidak terjamin mutlak kebenarannya, walau semua premisnya benar.
  Contoh : Dalam semua hari di masa lalu, matahari terbit dari Timur. Jadi, besuk matahari terbit dari Timur.
  Konklusinya bukan keharusan logis dari premisnya.
  Konklusinya bukan sekedar menyuratkan apa yang telah tersirat dalam premisnya.
  Jika penalaran ini dianggap deduktif, maka dianggap tidak valid. Namun penalaran ini dianggap sehat, dengan hubungan kuat atau lemah.
BENTUK BENTUK PENALARAN INDUKTIF
  1. Generalisasi.
  2. Membonceng wibawa.
  3. Analogi.
  4. Induksi sebab akibat.

A.GENERALISASI
  Merupakan penalaran induktif yang paling sederhana.
  Merupakan bentuk penalaran yang konklusinya melampaui premisnya.
  Konklusinya mencakup semua anggota dari suatu himpunan yang ditarik dari sebagian anggota yang sudah diamati.
  Bentuk umum penalaran :
Semua X yang telah diamati adalah Y
Jadi semua X adalah Y
  Contoh :  10% beras dalam gudang yang telah diamati adalah gabah. Jadi 10% dari beras dalam gudang adalah gabah.
  Penalaran demikian dinamakan  Generalisasi Statistik .
  Kemungkinan prosentase :
a.  Prosentase 0 è disebut proposisi universal negasi  (Proposisi E) è Semua beras dalam gudang bukan gabah.
b.  Prosentase 100 è disebut proposisi universal afirmatif (Proposisi A) è Semua beras dalam gudang adalah  gabah.
  Karena generalisasi selalu memberikan konklusi yang melampaui premis (fakta), bentuk penalaran jenis ini mudah menghasilkan konklusi palsu dari premis yang benar.
  Untuk memperkecil kesalahan, perlu dihindari 2 khilaf induktif :
    i. Khilaf generalisasi bergegas.
    ii. Khilaf statistik berat sebelah.
i. Khilaf Generalisasi Bergegas
  Manusia cenderung untuk berpikir ke arah apa yang diinginkan daripada apa yang sebenarnya terjadi.
  Seseorang yang berhubungan dengan satu hal yang ia senangi, biasanya cenderung menganggap bahwa hal tersebut baik dan sebalikanya.
  Oleh karenanya, agar tidak melakukan khilaf generalisasi bergegas, diperlukan data yang cukup, dan tidak hanya pada data yang sangat sedikit (hanya pada pengamatan sepintas).
  Contoh : orang yang menyimpulkan bahwa anak muda yang berambut gondrong suka ugal-ugalan, hanya karena menyaksikan beberapa di antara mereka demikian.
ii. Khilaf statistik berat sebelah
  Di samping jumlah data yang ada, masalah lain yang perlu diperhatikan dalam penyimpulan adalah sejauh mana data yang digunakan mencerminkan keseluruhan kelompok yang diteliti.
  Contoh : Disimpulkan bahwa wanita Jawa pada umumnya tidak bekerja kecuali sebagai ibu rumah tangga. Data diperoleh dari sejumlah wanita yang berada di berbagai kota di Jawa Timur.
           
  Kesimpulan ini bisa tidak kuat, karena  tidak menceminkan wanita Jawa pada umumnya, sebab sebagian besar penduduk Jawa hidup di daerah pedesaan.
B. MEMBONCENG WIBAWA
  Pengetahuan yang kita miliki sebenarnya tidak selalu berdasarkan kepada pengamatan fakta yang secara langsung kita lakukan.
  Misalnya pengetahuan kita tentang arti suatu kata tidak diperoleh melalui pengamatan, tapi diperoleh dari buku, kamus, dan lain-lain.
  Hasil penelitian orang lain yang telah terbukti kebenarannya dapat digunakan.
  Jadi, kita dapat membonceng wibawa orang lain dalam menentukan kebenaran.
  Untuk memperkecil kesalahan, perlu dihindari 2 macam khilaf:
    i. Penalaran nenek bilang .
    ii. Penalaran menyerang pribadi.
i. Penalaran Nenek Bilang.
  Terdapat kecenderungan umum untuk menilai suatu proposisi lebih berdasarkan siapa yang mengatakan daripada apa yang dikatakannya.
  Jadi dalam penalaran demikian, bukan apa yang dikatakan, melainkan siapa yang mengatakan, yang menentukan benar salahnya proposisi.
  Bentuk penalaran ini adalah :
                        A (terhormat) menyatakan X
                        Jadi (benar) X
ii. Penalaran Menyerang Pribadi .
  Hampir sama dengan penalaran “nenek bilang”, hanya dalam bentuk sebaliknya.
  Penalaran ini menyerang pribadi pembentuknya.
  Ini membawa konsekuensi yang berlawanan. Pembentuk proposisi tidak dijadikan dasar untuk membenarkan proposisinya, tetapi justru dijadikan dasar untuk menolaknya.  Karena pembentuk proposisi itu dianggap tidak baik, maka proposisi yang dihasilkan harus ditolak.
  Bentuk penalaran ini adalah :
                        A (tercela) menyatakan X
                        Jadi tidak (benar) X
C. ANALOGI
  Dalam analogi, konklusinya ditarik berdasarkan dugaan bahwa sifat-sifat yang dimiliki suatu kenyataan juga dimiliki oleh kenyataan lain.
  Walaupun keduanya berbeda, tapi keduanya juga mempunyai kesamaan dalam hal-hal tertentu.
  Contoh : kelinci percobaan (karena adanya anggapan sifat-sifat yang sama antara tubuh kelinci dan tubuh manusia).
  Bentuk penalaran sebagai berikut :
                        Kenyataan X mempunyai sifat a,b,c.
                        Kenyataan Y mempunyai sifat a,b,c.
                        Kenyataan X mempunyai sifat d
                        Jadi, kenyataan Y mempunyai sifat d
  Tidak setiap penalaran analogi  mempunyai daya meyakinkan yang sama.
  Penalaran induktif yang lemah dapat juga dijumpai pada penalaran analogi yang diajukan oleh kaum pesimis, misalnya:
                        Perang tidak pernah dapat menjadi sarana mencapai             perdamaian. Jika anda menanam padi, maka padi        pula yang akan tumbuh. Demikian juga jika   menanam jagung, maka jagung pula yang akan             tumbuh. Oleh karenanya, jika menanam perang,        maka tidak dapat diharap perdamaian, keadilan dan             persaudaraan.
D. INDUKSI SEBAB AKIBAT
  Merupakan penalaran induktif yang memiliki daya meyakinkan yang paling besar.
  Penarikan kesimpulannya didasarkan kepada pengetahuan tentang hubungan sebab akibat.
  Contoh : Berdasar pengetahuan tentang hubungan antara oksigen dan nyala api, maka dari fakta korek api yang berfungsi baik dan ternyata tidak dapat dinyalakan dalam gua, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam gua tidak ada oksigen.
  Terdapat 2 unsur dalam induksi sebab akibat :
                        a. Syarat yang diperlukan (necessary condition)
                        b. Syarat yang memadai (sufficient condition)
  A adalah syarat memadai bagi B, jhj kapan saja A hadir, maka B hadir

  C adalah syarat yang diperlukan bagi D, jhj kapan saja D hadir, maka C hadir. 

Karya Ilmiah

*      PENGERTIAN KARYA ILMIAH
*      PENDAHULUAN
Menulis itu mudah, terutama bagi yang mau menulis
Jadi, syarat pertama untuk bisa menulis dan menjadi penulis adalah kemauan
Jika kemauan belum muncul, padahal tuntutan menghasilkan karya tulis terus menghantui kita, kita harus memotivasi diri sendiri
Jadi, syarat kedua untuk jadi penulis adalah kemampuan memotivasi diri sendiri
Bagaimana cara memotivasi diri sendiri?
Tergantung diri sendiri, tetapi keinginan-keinginan tertentu sering manjur untuk maksud itu Misalnya, karena ingin cepat selesai kuliah, namanya dikenal orang (terkenal), pendapatnya diketahui orang, membuat tulisan karena masalah seperti itu belum ditulis orang, menanggapi tulisan, pendapat, atau mereaksi suatu keadaan, menambah penghasilan, dll
*      PENDAHULUAN
Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi karena memiliki pengetahuan dan kemampuan Pengetahuan dan kemampuan adalah syarat berikutnya untuk menjadi penulis Tetapi, jika kita telah mempunyai kemauan dan motivasi, pengetahuan dan kemampuan lebih mudah untuk dikembangkan Pengetahuan dan kemampuan berkaitan dengan isi tulisan, apa yang diuraikan dalam karya tulis Namun, ia juga berkaitan dengan cara dan tata cara mengungkapnya Yang terakhir itu berkaitan dengan kemampuan membahasakan apa yang ingin diungkapkan dan format penulisan  Jadi, pada intinya, untuk menjadi penulis atau menghasilkan karya tulis orang harus memiliki kemauan, motivasi, pengetahuan, dan kemampuan
*      PENDAHULUAN
Pengetahuan dan kemampuan juga terkait dengan cara mengungkapkan gagasan: aspek bahasa
Kemampuan mengungkapkan ide dalam bahasa yang benar dan komunikatif adalah kunci keberhasilan seseorang untuk menjadi penulis
Singkatnya, ada dua unsur pengetahuan & kemampuan yang harus dimiliki: apa yang akan diungkapkan (isi) dan bagaimana cara mengungkapkan (bentuk)
Aspek isi dan  bentuk adalah dua hal yang mendukung eksistensi sebuah karya tulis; keduanya saling terkait dan saling melengkapi
Tulisan dengan bahasa yang benar jika isi tidak meyakinkan, orang akan malas membaca karena tidak memberi nilai tambah
Tulisan dengan ide yang bagus, orisinal, dan luas, tetapi jika bahasanya tidak benar akan kacau (bahasa menunjukkan karakter penulis)
Berlatih menulis karya ilmiah mesti melibatkan kedua unsur itu
*      KENDALA MENULIS
            Mengapa kita sulit menghasilkan karya tulis?
            Tampaknya, ada sejumlah kendala yang menjadi penyebabnya yang antara lain dapat ditunjukkan sbb.
*      Kendala psikologis:
Ø  merasa tidak bisa padahal belum berusaha
Ø  malu, takut, atau tidak percaya diri tulisannya kurang baik sehingga ditertawakan orang
Ø  malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa pengetahuannya tidak banyak
Ø  malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa kemampuan bahasanya kurang baik
Ø  kurang termotivasi karena berbagai sebab
Ø  malas, tidak ada keinginan untuk maju
Ø  dll
*      KENDALA MENULIS
*      Kendala kemampuan:
Ø  kurang menguasai pengetahuan, bahkan untuk bidang keilmuannya sendiri (unsur gagasan, isi)
Ø  tidak tahu apa yang harus atau dapat ditulis untuk penulisan karya ilmiah
Ø  kurang menguasai bahasa untuk membahasakan gagasan pada penulisan karya ilmiah (aspek bentuk)
Ø  kurang memahami model dan teknik penulisan karya ilmiah
*      Kendala ekonomis/lain-lain:
Ø  tidak ada tantangan dari faktor income, tidak menulis juga sudah bisa hidup layak
Ø  tidak memahami pentingnya berekspresi lewat karya tulis
Ø  kurang memahami/mengharagai pentingnya penyebaran informasi lewat tulisan (kegiatan tulis-baca)
Ø  masih terpaku pada budaya lisan (bicara-dengar; ngobrol, nonton televisi, dll)
*      LANGKAH AWAL PEMBUATAN KARYA TULIS
Cari dan Tentukan Topik
*      Bagi penulis pemula, topik sebaiknya dicari yang sesuai dengan bidang karena masalah itu yang paling dikuasai
*      Bertanya kepada diri sendiri: saya menguasai dan atau tertarik pada bidang apa?
*      Membaca dan membaca sebanyak mungkin: jurnal, laporan penelitian, buku, makalah, akses internet
*      Penulis yang baik pasti sekaligus pembaca yang rajin
*      Diskusi dengan sejawat, berseminar
*      Cermati bagaimana isi tulisan-tulisan itu: gagasan, pengembangan dan pengorganisasian gagasan, bahasa, dan lain-lain
  
Dari kegiatan-kegiatan itu lazimnya akan muncul “ilham” di benak kita
*      LANGKAH AWAL PEMBUATAN KARYA TULIS
*      Sekali lagi bagi penulis pemula: ada baiknya mencermati tulisan pengarang yang karangannya baik untuk “belajar”
*      Cermati dan ikuti bagaimana cara:
            (1) pengembangan gagasan
            (2) pengembangan alinea
            (3) perujukan acuan
            (4) pengarang yang dirujuk
            (5) peramuan berbagai gagasan dari berbagai sumber
    (6) sikap pengarang
            (7) stile dan ejaan, dan lain-lain
   Catatan:
    -Dengan rajin menulis, pada akhirnya pengarang akan  
      menemukan kepribadian sendiri
            -Itu perlu waktu dan mau menulis terus-menerus (tidak 
     hanya dimotivasi oleh tuntutan lulus kuliah
*      BATASAN KARYA ILMIAH
 Karangan Ilmiah
 Laporan Ilmiah
*      Karangan Ilmiah         
Adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya
*      Syarat Karangan Ilmiah
penulisannya berdasarkan hasil penelitian
Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta
Karangan mengandung masalah yang  sedang dicarikan pemecahannya
Baik dalam penyajian maupun dalam  pemecahan masalah digunakan metode  tertentu
Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur  dan cermat
Bahasa yang digunakan hendaklah benar,  jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak  terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk  salah tafsir
Keterampilan dan Pengetahuan Penulis
Masalah yang diteliti dan dibahasnya
Metode Penelitian
Teknik Penulisan Karangan Ilmiah
Penguasaan bahasa yang baik
*      Laporan Ilmiah
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan atau gagasan dari seseorang kepada orang lain.
Laporan dapat berbentuk lisan dan tulisan
Laporan Ilmiah merupakan laporan yang berisikan serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan.
*      Jenis Karangan / Laporan Ilmiah
Kertas Kerja
Artikel
Skripsi, Tesis dan disertasi
Laporan
*      Fungsi Laporan
Laporan berfungsi untuk membantu penerima laporan mengambil keputusan berdasarkan fakta dan gagasan ayng dikemukakan penulisnya
Di dalam suatu organisasi yang besar, seorang pimpinan dapat mengetahui dan mengendalikan perkembangan yang terjadi pada seksi-seksi yang ada dalam organisasinya dengan mempelajari laporan yang diterimanya
Bagi seorang pimpinan, laporan dapat mempersingkat jarakdan waktu
Laporan berfungsi juga sebagai penyimpan ilmu pengetahuan, di samping sebagai alat penyebarannya
Laporan merupakan wahana yang sangat efektif bagi pemikiran yang kreatif
Laporan dapat juga digunakan untuk menilai kemampuan dan ketrampilan pembuat laporan
*      Penulisan Karya Ilmiah
 Mengacu pada
            à Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD)
            à Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
*      Penulisan Kata
  1. Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
  2. Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai.
  3. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.
  4. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
*      Penulisan Kata
5. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-).
6. Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya.
7. Kata depan di dan ke ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
8. Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
*      Penulisan Kata
9. Partikel per yang berarti “tiap” dan mulai ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
10. Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul singkatan dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor (pascasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (Perseroan Terbatas), SD (Sekolah Dasar).
*      Penulisan Kata
11. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik.
12.Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik
13. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
14. Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
*      Penulisan Kata Serapan
Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 2 golongan :
Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia
Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
*      Membuat Outline
Menulis pada hakikatnya adalah mengungkapkan ide dan gagasan ke dalam wujud bahasa tertulis
Ide, gagasan, atau materi yang ada di pikiran banyak sekali (baik yang sudah siap diungkap maupun yang masih berupa kelebatan-kelebatan pikiran yang harus dikembangkan)
Agar dapat diungkapkan dengan sistematis-logis dan dengan bahasa yang benar, semua harus ditata, disistematiskan, dan dipersiapkan dengan baik
Penataan itu sebaiknya konkret, tidak hanya di pikiran saja, dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca berulang-ulang
Penataan pikiran itu sebenarnya berupa perencanaan tentang apa saja yang akan dituliskan dan bagaimana pengurutannya
Itulah yang kemudian disebut sebagai outline karya tulis
*      Membuat Outline
Outline (secara kamus): garis besar, bagan, skema, sketsa, kerangka
Outline karangan: kerangka karangan, garis besar karangan
Outline berisi kerangka topik dan sub-subtopik yang akan dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang lengkap-jadi
Outline mencantumkan judul  karangan dan sub-subjudul (bab, bagian) (semuanya sementara)
Outline haruslah sudah memberikan gambaran jelas tentang masalah yang diuraikan dalam karangan
Semua subjudul harus mendukung tema karangan yang secara jelas tercermin dalam judul; semua subjudul mendukung judul utama karangan
Semua sub-subjudul harus mendukung subjudul
Semua subjudul menunjukkan secara konkret tentang apa saja yang akan diuraikan dalam batang tubuh karangan
Dengan membaca outline, mestinya orang sudah dapat membayangkan apa isi karangan secara keseluruhan
*      Outline yang jadi tidak lain adalah daftar isi sebuah karya tulis
*      Membuat Outline
Cara pembuatan outline sebagai berikut
Tuliskan judul (sementara) penelitian yang akan dilakukan
Tuliskan semua topik/subtopik/ide yang terkait dengan judul (tema) karangan
Biarkan semua subtopik/ide itu bermunculan begitu saja, tidak usah terburu mengurutkannya secara logis-kronologis
Setelah semua subtopik/ide dituangkan (sementara), cermati satu per satu berdasarkan cakupan dan urutan
Cakupan dimaksudkan sebagai satu subtopik dan sub-subtopik yang menjadi bawahannya yang memang berkaitan secara logika
Atau, satu subjudul dengan subjudul-judul yang mendukungnya
Urutkan tiap subjudul dan sub-subjudul ke dalam pengurutan yang menunjukkan alur pemikiran yang logis-kronologis
Urutan subjudul langsung mendukung judul,dan sub-subjudul mendukung langsung subjudul
Selanjutnya…
Setelah pengurutan subjudul dan sub-subjudul secara logis-kronologis selesai, cermati sekali lagi:
Mungkin ada yang perlu ditambahkan, dibuang, atau dipindah letaknya ke bagian yang yang lebih sesuai
Jika sudah, selesailah pembuatan outline karangan itu dan dilanjutkan membuat karangan secara utuh
Tetapi, itu tetap bersifat sementara karena dalam proses penulisan selalu saja terjadi perubahan: pengurangan, pemindahan, atau penambahan sub-subjudul atau ide-ide baru yang muncul kemudian
Pengembangan outline menjadi karangan yang utuh dapat dimulai dari subjudul mana saja tergantung kesiapan referensi
Tetapi, alur logika yang runtut harus tetap diusahakan pada akhir penulisan
Tiap subjudul dan sub-subjudul harus secara jelas mendukung tema karangan
*      Sitasi (Citation)
Penulisan karya ilmiah lazimnya menyertakan banyak rujukan: dari jurnal atau teks-teks yang lain
            (Teks tidak lain adalah “kumpulan rujukan” yang padu, yang direkatkan oleh tanggapan dan sikap kritis penulis)
Teks yang dirujuk harus benar-benar dibaca (tidak sekadar untuk gagah-gagahan)
Cara merujuk harus tepat dan konsisten sesuai dengan aturan yang telah ditentukan (misalnya gaya APA yang diikuti Unila)
Rujukan yang lazim: nama akhir pengarang, tahun, dan halaman
            Contoh: Edward (2008:75); (Edward, 2008:75)
Catatan: banyak karya ilmiah yang tidak tepat dan tidak konsisten cara merujuk, dan itu jelas mengganggu
*      Sitasi (Citation)
Penulisan penelitian ilmiah sekaliber tesis/disertasi harus menyertakan daftar pustaka terhadap bacaan apa saja yang diacunya
Semua yang dirujuk harus ada dalam daftar pustaka, dan yang di daftar pustaka harus benar-benar dirujuk (tidak sekadar untuk gagah-gagahan)
Penulisan daftar pustaka harus konsisten sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada PT yang bersangkutan
Contoh yang lazim dipakai:
            Edward, Patricia A. 2008. Children’s Literary                         Development, Boston: Pearson.
Catatan: sering dijumpai penulis yang tidak teliti tidak mencantumkan semua pengarang yang dirujuk, atau tidak dirujuk tetapi ada daftar pustakanya
*      Sitasi (Citation)
Sitasi sumber internet:
Suherman. (10 Desember 2009). Tidak Mungkin Intelektual Menganggur. Diunduh tanggal 19  Juli 2010, dari Masyarakat Literasi Indonesia: http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/tidak-mungkin-intelektual-menganggur